Scroll untuk baca artikel
Pasang Iklan
WhatsApp Image 2025-02-08 at 13.44.05
WhatsApp Image 2025-02-05 at 15.10.39
IMG-20250228-WA0004
IMG-20250311-WA0000
previous arrow
next arrow
BeritaKab. Bangka Selatan

Buntut Dugaan Bullying di SDN 22 Toboali, Kepsek hingga Pihak Terkait Diperiksa Polres Basel 

×

Buntut Dugaan Bullying di SDN 22 Toboali, Kepsek hingga Pihak Terkait Diperiksa Polres Basel 

Sebarkan artikel ini
Buntut Dugaan Bullying di SDN 22 Toboali, Kepsek hingga Pihak Terkait Diperiksa Polres Basel 
Ps Kasi Humas Polres Bangka Selatan, Iptu GJ. Budi. (Foto:ist)

Buntut Dugaan Bullying di SDN 22 Toboali, Kepsek hingga Pihak Terkait Diperiksa Polres Basel

SEKILASINDONEWS.COM – Buntut dugaan perundungan (bullying) yang menimpa ZH (10), siswa kelas V SDN 22 Toboali, Kabupaten Bangka Selatan (Basel) yang menyebabkan meninggal dunia, sejumlah pihak terkait seperti Kepala Sekolah (Kepsek), Guru Kelas, hingga 6 orang siswa terduga pelaku telah menjalani pemeriksaan ole Unit PPA Satreskrim Polres Bangka Selatan, Selasa (29/7/2025).

Kasus ini mencuat setelah keluarga korban melalui pamannya, Doni, melaporkan dugaan bullying tersebut ke Mapolres Bangka Selatan pada Senin (28/7/2025).

Kapolres Bangka Selatan AKBP Agus Arif Wijayanto melalui Kasi Humas Polres Basel, Iptu Guntur Jaya (GJ) Budi, mengatakan pihak Unit PPA Satreskrim Polres Basel telah memanggil sejumlah pihak untuk dimintai keterangan terkait kasus ini.

“Kita sudah memanggil sejumlah pihak terkait, seperti Kepsek, guru kelas, dan para terduga pelaku guna dimintai keterangan,” ungkapnya kepada wartawan.

Ia menegaskan, penyelidikan hingga saat ini masih berlangsung dan hasilnya nanti akan disampaikan setelah proses pemeriksaan selesai.

“Kita akan sampaikan nanti hasil dari proses ini. Intinya kita tetap profesional dan menunggu dari para penyidik,” ujarnya.

Sebelumnya, kasus dugaan bullying ini telah menyita perhatian publik setelah unggahan akun Facebook milik paman korban bernama Dhony Dinata viral. Dalam unggahannya, ia menyebut keponakannya meninggal dunia setelah mendapat perlakuan bullying.

Korban sebelumnya sempat dirawat dan menjalani operasi pembekakan usus di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Junjung Besaoh Bangka Selatan selama tiga hari sebelum meninggal dunia.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Sekolah SDN 22 Toboali, Cholid, dalam konferensi pers yang digelar di Aula Dindikbud Basel, Senin (28/7/2025), mengakui adanya dugaan perundungan terhadap korban. Namun, ia menyebut tindakan itu hanya sebatas verbal atau ejekan.

Lebih lanjut, ia juga membantah bahwa pihak sekolah telah melakukan pembiaran atas dugaan bullying, seperti dituding oleh paman korban ZH.

Akses Terus Biar Update Pengumuman KPU Kota Pangkalpinang