Padahal, lanjut Firman, di Kabupaten lain dana hibah yang dianggarkan dibawah Rp 10 milyar, tetapi mereka bisa menggunakan dana tersebut untuk kegiatan Porprov maupun kegiatan Koni lainnya.
“Di Kabupaten lain saja bisa anggaran dibawah Rp 10 milyar digunakan untuk Porprov dan kegiatan Koni,” ujarnya.
Sementara, statemen yang dilontarkan oleh Ketua Koni Bangka Selatan, Akbar Alfadjri di pemberitaan beberapa waktu lalu menyebutkan bahwa atlet yang berprestasi akan mendapatkan bonus sebesar Rp 30 juta. Namun faktanya yang didapatkan oleh atlet yang berprestasi hanya Rp 12 juta. Bahkan kata Firman, Pemkab Bangka Selatan tidak pernah menyebutkan nominal terkait bonus atlit.
“Statement dari Ketua Koni itu kadang berubah dengan menjanjikan bonus atlit sebesar 30 juta untuk medali emas, perak 10 juta dan perungu 5 juta, cuma saat ini Pemkab Bangka Selatan kondisinya dalam defisit anggaran. Jadi karena defisit anggaran otomatis kemampuan keuangan hanya bisa mengakomodir saat ini sebesar satu milyar lebih,” bebernya.
Firman juga menyesali pada acara pertemuan tersebut, ketua Koni Bangka Selatan tidak dapat hadir, namun hanya diwakilkan kepada pengurus dan staf dari bendahara. Padahal kehadirannya sangat dibutuhkan untuk menjawab persoalan yang tengah terjadi saat ini.
“Saat ini bola panasnya ada di Dispora bukan di Koni. Karena itu, sebagai pembina kami memberikan penjelasan terkait bonus yang sudah ditentukan kepada kawan-kawan cabor dan atlit. Karena statement ketua Koni tidak sesuai dengan anggaran yang ada, bahkan kami sudah mengusulkan hal itu, hanya saja kemampuan keuangan yang kita miliki hanya sebatas itu,” tuturnya. (Riki)