“Penyakit ini biasanya disebabkan oleh virus dari keluarga Poxviridae yang menyebar melalui gigitan serangga, seperti nyamuk dan lalat. Hewan yang kena virus, sekujur tubuh akan muncul benjolan seperti halnya lato-lato dan bernanah, dengan masa inkubasi selama 5–14 hari sebelum timbul gejalanya,” ujarnya.
Risvandika menghimbau kepada para pemilih ternak agar dapat mengambil langkah awal dalam membantu pencegaha pada penyakit lato-lato pada hewan sapi sebagai akibat dari Virus LCD yang dibawa oleh lalat atau nyamuk.
Ia juga meminta kepada pemilik ternak harus membersihkan lingkungan terutama pada kandang, hindari genangan air disekitar kandang, serta kotoran untuk dikasih penawar bau agar lalat tidak suka lokasi tersebut.
Sementara, pada malam harinya disebelah kandang harus dinyalakan api sekaligus membakar sisa-sisa makanan, hal ini dilakukan agar mengindari gigitan nyamuk.
“Cara lain yang diperlukan adalah kebersihan sapi itu sendiri, maksimal 1 bulan sekali harus dimandikan, untuk menghindari badan yang kotor, sehingga lalat sedikit menghindar, pola makan hewan juga sangat perlu diperhatikan dengan baik membuat imun dari sapi tersebut menjadi kuat. Dan Kita dari dinas akan melihat langsung ke tempat hewan ternak yang ada di Basel kondisi serta akan melakukan vaksin terhadap hewan tersebut,” pungkasnya.