SEKILASINDONEWS.COM – Festival Literasi 2025 yang digelar Pemerintah Kabupaten Bangka Barat melalui Dinas Kearsipan dan Perpustakaan, mencatat sejarah baru.
Pasalnya, selama dua hari pelaksanaan yang dimulai pada 4 hingga 5 November 2025, lebih dari 2.000 pengunjung memadati halaman Perpustakaan Daerah (Perpusda).
Antusiasme masyarakat yang tinggi membuat area festival berubah menjadi lautan manusia, penuh warna, tawa, dan semangat membaca.
Tak hanya ramai pengunjung, acara ini juga membawa berkah bagi pelaku UMKM lokal. Produk-produk mereka laris manis diborong pengunjung, bahkan banyak pedagang mengaku kehabisan stok sejak hari pertama festival digelar.
Festival Literasi 2025 sebelumnya dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Bangka Barat, Yus Derahman, melalui prosesi pemukulan gong.
Kegiatan yang berlangsung meriah itu bukan sekadar acara seremonial, tetapi menjadi simbol gerakan literasi yang mampu menggerakkan ekonomi rakyat sekaligus membangkitkan kesadaran baru tentang arah pembangunan daerah.
“Kegiatan ini membuktikan bahwa literasi bisa menggerakkan ekonomi rakyat dan menumbuhkan kesadaran baru tentang arah pembangunan daerah,” ujar Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Bangka Barat, Fahrouk Yohansyah, di sela kegiatan, Rabu (5/11/2025).
Fahrouk menilai, keberhasilan festival ini bukan hanya dilihat dari jumlah pengunjung, tetapi dari perubahan cara pandang masyarakat terhadap literasi itu sendiri.
“Literasi akan menjadi peradaban bila dimiliki publik. Di festival ini, hal itu terjadi. Ribuan orang datang bukan untuk berfoto, tapi untuk menyentuh masa depan,” ujarnya.
Menurutnya, keberhasilan sebuah perpustakaan tidak diukur dari megahnya gedung, melainkan dari kemampuannya menjadi tempat pulang bagi gagasan dan semangat belajar masyarakat.
“Ketika masyarakat datang karena ingin membaca, belajar, dan berdiskusi, di situlah perpustakaan sudah berhasil menjalankan fungsinya,” kata Fahrouk.
Selain menjadi ajang literasi terbesar di Bangka Barat, lanjut Fahrouk, festival ini juga menjadi momentum bagi pemerintah daerah untuk memperkenalkan rencana pembangunan Klaster Eropa di kawasan Kota Lama Mentok.















