“Memang kita akui, dari segi ruang perawatan trutama ruang anak-anak kapasitas yang kami miliki hanya berjumlah 15 bed. Namun kami bisa menitipkan digedung perawatan yang lain, jikalau gedung perawatan anak penuh,” jelasnya.
Selain itu, kata Helen, untuk mencegah DBD, pihaknya juga telah menyiapkan tim PKRS atau tim promosi kesehatan rumah sakit yang saat ini sudah aktif melakukan sosialisasi kepada pasien rawat jalan oleh dokter spesialis anak.
“Jadi kita melakukan semacam talkshow kepada masyarakat ataupun pengunjung rawat jalan, dan mereka bisa langsung konsultasi dan bertanya ke dokter spesialis anak tekait pencegahan DBD,” ujarnya.
Ia juga menghimbau kepada masyarakat khususnya masyarakat Toboali untuk bisa melakukan pencegahan wabah DBD secara mandiri, dengan melakukan gerakan 3M (Menguras, Mengubur, dan Menutup) serta pemasangan kelambu secara efektif dapat membantu pencegahan demam berdarah. Idealnya, pemberantasan sarang nyamuk melalui gerakan 3M harus menjadi fokus utama. Selain itu, pemasangan kelambu juga efektif untuk mencegah gigitan nyamuk.
“Kami mengimbau kepada masyarakat agar bisa menjadi jumantik atau juru pemantau jentik di rumah kita masing-masing. Karena untuk menguras, mengubur itu lah cara yang paling ampuh untuk membunuh jentik nyamuk ketimbang fogging, dari jentik nyamuk itulah cikal-bakal menjadi nyamuk dewasa, karena munculnya DBD ini hasil dari gigitan nyamuk dewasa,” pungkasnya.