Scroll untuk baca artikel
Pasang Iklan
IMG-20250817-WA0093
SAVE_20251022_082946
Ucapan Selamat Pelantikan Wali dan Wakil Wali Kota Pangkalpinang
BeritaNasional

Kualitas Jadi Penentu, Ini Alasan Harga Biji Timah Berbeda di Kalangan Penambang

×

Kualitas Jadi Penentu, Ini Alasan Harga Biji Timah Berbeda di Kalangan Penambang

Sebarkan artikel ini
Kualitas Jadi Penentu, Ini Alasan Harga Biji Timah Berbeda di Kalangan Penambang
Foto: ilustrasi
Kualitas Jadi Penentu, Ini Alasan Harga Biji Timah Berbeda di Kalangan Penambang

SEKILASIDONEWS.COM – Perbedaan harga bijih timah di kalangan penambang rakyat di Bangka Belitung belakangan ini menjadi sorotan. Di balik angka rupiah yang tak selalu sama, ternyata ada faktor penting yang menjadi penentunya, yakni kualitas dan kadar kandungan timah (Sn) dari hasil tambang yang dihasilkan para penambang.

Di beberapa daerah misalnya, harga jual timah bisa mencapai Rp160.000 hingga Rp170.000 per kilogram, sementara di wilayah lain hanya berkisar Rp75.000 sampai Rp100.000.

Meski PT Timah Tbk telah menerapkan sistem Nilai Imbal Usaha Jasa Penambangan (NIUJP) untuk menyesuaikan harga secara objektif, hasil di lapangan tetap bisa berbeda antar penambang. Perbedaan itu terjadi karena kualitas bijih yang tidak sama.

Awan (25), penambang di perairan Matras, Kabupaten Bangka, mengungkapkan dirinya biasa menjual hasil tambang dengan harga antara Rp75.000 hingga Rp100.000 per kilogram basah. Ia menyadari, harga yang diterimanya lebih rendah karena kualitas timah yang didapat tergolong rendah.

“Kalau timah saya dibeli sekitar Rp75.000-100.000 karena memang hasilnya lowgrade. Kami menambang di bekas area KPI, jadi semacam timah tailing,” kata Awan, beberapa waktu lalu.

Meski begitu, Awan tidak mempermasalahkan harga tersebut. Ia menganggap hal itu wajar karena setiap daerah memiliki karakteristik timah yang berbeda.

“Kita tahu hasil timah yang bagus sama enggak. Kalau di daerah sini memang hasilnya segitu. Kita juga enggak bisa maksa harus tinggi kalau tahu kualitas barangnya. Jangan sampai nanti CV-nya enggak mau beli,” ujarnya.

Awan menuturkan, saat ini nilai imbal jasa penambangan di wilayahnya sedikit meningkat, menjadi sekitar Rp90.000 hingga Rp100.000 per kilogram.

“Saya bersyukur, sekarang lumayan naik. Dulu sekitar Rp75.000, sekarang bisa Rp90.000-an. Semoga nanti bisa tembus Rp95.000,” harapnya.

Dengan harga tersebut, Awan mengaku bisa membawa pulang sekitar Rp150.000 per hari, meski pendapatan itu tidak menentu karena bergantung pada cuaca dan hasil tambang harian.

Akses Terus Biar Update
IMG-20250806-WA0043
IMG-20250815-WA0045
IMG_20250909_235705
previous arrow
next arrow