TOBOALI, SEKILASINDONEWS.COM – Aktivitas tambang timah jenis TI Rajuk Tower di perairan Kubu, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, menuai sorotan. Seorang nelayan setempat, Santri, mengungkapkan bahwa TI Tower yang beroperasi tak jauh dari bibir pantai tersebut diduga kuat milik seorang bos berinisial AK.
“Pegawai TI Tower yang kami tanya langsung menyebut bahwa itu milik bos AK,” ungkap Santri kepada Sekilasindonews.com, Jumat (11/4/2025) malam.
Tak hanya itu, Santri juga mengungkap adanya upaya dari pihak pengelola tambang untuk meredam protes nelayan. Menurutnya, perwakilan dari pengurus TI Tower sempat menawarkan uang kompensasi sebesar Rp 15 juta kepada para nelayan sebagai bentuk “uang damai”. Namun tawaran itu dengan tegas ditolak.
“Mereka sempat mau kasih kami uang Rp 15 juta, tapi kami tolak. Kami tidak butuh uang, kami butuh laut kami aman untuk mencari ikan,” tegas Santri.
Dilansir sebelumnya, gelombang keresahan melanda para nelayan di perairan Kubu, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, akibat aktivitas tiga unit Tambang Inkonvensional (TI) Tower yang beroperasi menggunakan ponton bertuliskan Joker dan Putra Gaja.
Para nelayan mendesak agar aktivitas penambangan yang berjarak sekitar satu mil dari bibir pantai itu segera dihentikan dan ponton-ponton tersebut ditarik dari wilayah tangkapan mereka.
Keresahan ini diungkapkan oleh Santri (32), seorang nelayan setempat. Menurutnya, aktivitas TI Tower ini telah berlangsung kurang lebih satu bulan dan sangat mengganggu aktivitas melaut para nelayan kecil.
“Aktivitas TI Tower di Kubu sangat meresahkan kami sebagai nelayan bang. Apa lagi jarak dari bibir pantai kurang lebih 1 mil. Tentu ini sangat menganggu kami sebagai nelayan kecil untuk beraktivitas,” tegas Santri kepada Sekilasindonews.com, Jumat (11/4/2025) malam.
Para nelayan di sekitar perairan Kubu pun dengan tegas meminta agar pemilik ponton TI Tower segera menghentikan aktivitas dan meninggalkan perairan tersebut. Mereka merasa sangat dirugikan dengan keberadaan TI Tower yang menghalangi aktivitas penangkapan ikan mereka.
“Kami minta untuk segera angkat kaki dari perairan Kubu, karena dengan adanya aktivitas TI Tower sangat merugikan kami sebagai nelayan,” ujarnya.