Selain itu, kata Fery, pihaknya juga menghadirkan sejumlah inovasi untuk mendukung keterbukaan informasi. Beberapa di antaranya adalah platform “bacayuk.id” yang memungkinkan citizen journalist untuk berkontribusi serta Kominfo Academy yang menyediakan ruang bagi generasi muda dalam penyebaran informasi digital.
“Dengan inovasi ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem informasi yang inklusif dan mudah diakses oleh masyarakat,” kata Fery.
Lebih lanjut, Fery menambahkan, pihaknya juga mengembangkan portal PPID melalui website portalppid.babelprov.go.id dan aplikasi “LADA BABEL.” Aplikasi ini bertujuan menyediakan layanan satu data untuk wilayah Babel.
“Ada pula aplikasi “LIMAS BABEL,” yang membantu masyarakat menemukan lokasi jaringan internet publik dan titik-titik jaringan intra-pemerintah,” ujarnya.
Disamping itu, kata Fery, Pemprov Babel juga menyediakan layanan ramah disabilitas dan berkolaborasi dengan humas se-Bangka Belitung untuk menyebarluaskan informasi. Dukungan anggaran yang memadai serta penguatan fungsi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) juga dilakukan guna menjamin akses informasi yang merata dan transparan.
Uji publik ini menghadirkan panelis dari berbagai kalangan, termasuk Komisioner Komisi Informasi Pusat Rospita Vici Paulyn, akademisi Hendri Pandiangan, dan penggiat media Yohan Wahyu.
“Sebanyak 189 badan publik mengikuti proses uji publik ini, mulai dari kementerian, lembaga, pemerintah provinsi, BUMN, perguruan tinggi, hingga partai politik,” katanya.
Dengan berbagai langkah inovatif tersebut, Fery berharap pembangunan informasi di Babel akan memperkuat keterhubungan masyarakat yang tidak hanya dalam aspek fisik tetapi juga digital, menuju masyarakat yang lebih adil dan makmur.
