Pada kesempatan itu, Sugito juga menjelaskan kondisi perekonomian di Babel saat ini. Dikatakannya meskipun secara nasional, tingkat inflasi Provinsi Babel merupakan tingkat inflasi paling rendah.
Namun disisi lain, masih dibayang-bayangi oleh menurunnya daya beli masyarakat akibat melambatnya kinerja di lapangan usaha pertambangan, industri pengolahan dan perdagangan.
Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Babel hingga akhir triwulan II tahun 2024 sebesar 1.03%. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Babel sampai dengan akhir 2024 akan mencapai 1.7% (yoy), setelah pada tahun 2023 mampu mencapai 4.38% (yoy).
“Situasi ini memberi pelajaran berharga bagi kita, bahwa jika kita mengandalkan satu sektor dalam perekonomian memiliki resiko yang cukup besar utamanya jika terjadi masalah dalam sektor tersebut,” jelasnya.
Maka ia mengajak kepada seluruh komponen masyarakat Babel untuk mengubah mindset agar tidak tergantung pada sektor pertambangan saja, namun lebih memperkuat sektor-sektor ekonomi lainnya baik ekonomi hijau maupun ekonomi biru karena tantangan yang dihadapi semakin kompleks.
Lebih lanjut dikatakannya, baik legislatif dan eksekutif adalah mitra kerja yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pengelolaan pemerintahan dan pembangunan.
“Untuk itu, kita semua harus bersatu padu untuk menjawab tantangan tersebut dengan inovasi, semangat kerja keras, serta komitmen yang kuat untuk mewujudkan visi Provinsi Kepulauan Babel yang lebih maju, inklusif, dan sejahtera,” tutupnya.