Menurut Yuniar, peran kader PKK sangat vital sebagai ujung tombak yang berinteraksi langsung dengan masyarakat. Oleh karena itu, ilmu mengenai perhitungan porsi makanan ini diharapkan dapat disebarluaskan di lingkungan masing-masing kader.
“Pelatihan ini juga menjadi bentuk komitmen Pemerintah Kota Pangkalpinang dalam pencegahan stunting melalui pemenuhan gizi keluarga yang optimal,” katanya.
Yuniar menegaskan bahwa penanganan stunting harus dimulai dari pemenuhan gizi calon ibu sejak masa pranikah dan kehamilan.
“Stunting tidak bisa hanya diintervensi pada anak-anak, tapi juga pada calon ibu. Pemenuhan gizi ibu hamil sangat penting untuk mencegah stunting,” jelas Yuniar.
Yuniar berharap dengan adanya pelatihan ini, para kader PKK Pangkalpinang dapat menjadi agen perubahan dalam keluarga dan masyarakat, memastikan setiap keluarga memahami pentingnya pola makan B2SA. Konsep B2SA menekankan pada variasi pangan lokal yang aman dan bergizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
“Melalui kegiatan ini, saya optimistis PKK Pangkalpinang dapat berperan lebih aktif dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, sekaligus mendukung program nasional dalam upaya pencegahan stunting,” pungkasnya.
