“Ini juga bukan menjadi masalah, selama ketentuan dalam memimpin itu tidak melanggar aturan-aturan yang sudah tupoksinya dan juga apa yang telah disyaratkan menjadi PJ tidak masalah. Kita terima dengan baik karena itu bagian dari kekayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” terangnya.
“Jadi harusnya kita bangga dengan adanya perbedaan ini, karena ini merupakan harta bagi kita masyarakat Bangka Belitung. Dan ini juga harus kita jaga sesuai dengan kearifan lokal di Bangka Belitung,” pintanya tegas.
Menurut Darwis, miniatur Indonesia yang diterima Babel ini terbangun atas terciptanya kearifan lokal yang sudah ada sejak lama.
“Leluhur kita juga punya penilaian bahwa siapa pun boleh memimpin di Bangka Belitung tanpa melihat persoalan – persoalan atau perbedaan itu,” jelasnya lagi.
“Jadi, kita jangan terpancing pada isu yang dibangun oleh sekelompok kecil orang yang kemudian ingin menghancurkan negeri serumpun sebalai yang kita cintai ini,” pungkasnya. (**)