Erzaldi menjelaskan bahwa pemahaman mahasiswa terhadap budaya lokal juga penting agar interaksi dengan masyarakat berjalan baik. Pada tahap implementasi, mahasiswa akan mendampingi usaha lokal untuk meningkatkan produktivitas.
Selain itu, mahasiswa juga akan memberikan pelatihan digitalisasi kepada masyarakat, termasuk pemasaran digital, e-commerce, dan penggunaan media sosial untuk memperluas pasar produk desa.
“Mahasiswa akan membantu desa dalam menyusun rencana pembangunan ekonomi jangka panjang, seperti pembentukan koperasi atau kelompok usaha bersama,” ungkapnya.
Ia juga menekankan pentingnya edukasi berkelanjutan bagi masyarakat. Menurutnya, pelatihan bagi masyarakat bisa meliputi cara meningkatkan efisiensi produksi dan diversifikasi produk. Peran BUMDes atau lembaga lokal lainnya juga akan diperkuat untuk menjamin keberlanjutan program.
“Setelah mahasiswa selesai bertugas, desa harus bisa mandiri dalam menjalankan program ini. Selain itu, Program ini juga akan dievaluasi secara berkala untuk memastikan keberhasilannya,” tutur Erzaldi.
Erzaldi menekankan pentingnya dokumentasi proses dan hasil untuk dijadikan panduan dalam program serupa di masa depan. “Dengan kerja sama antara pemerintah desa, perguruan tinggi, dan masyarakat, kita bisa menciptakan dampak berkelanjutan,” ujarnya.
Program kuliah kerja nyata yang digagas Rosman Djohan Institut merupakan langkah inovatif dalam mengembangkan desa dan memberdayakan masyarakat. Dengan perencanaan yang matang dan kolaborasi yang kuat, program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.