pemkotpangkalpinang Ucapan Hari Natal Pemkab Basel
Kota PangkalpinangUncategorized

Siapkah Indonesia Memaksimalkan Peralihan Telepon Genggam ke Dunia Virtual?

×

Siapkah Indonesia Memaksimalkan Peralihan Telepon Genggam ke Dunia Virtual?

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi

Namun, dengan transformasi canggih pada smartphone hingga kini membantu komunikasi tetap berjalan meskipun hanya dalam ruang virtual.

Dapat dicontohkan pada Provinsi Bangka Belitung, bahwa dalam mewujudkan Indonesia-Sentris dengan memanfaatkan transformasi teknologi di masa pandemi terbilang cukup berhasil dengan persentase yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi secara signifikan walaupun terdampak atas pandemi Covid-19.

Menurut keterangan dari Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Dwi Retno Wilujeng Wahyu Utami, pada tahun 2021, data tentang ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung triwulan IV-2020 justru menunjukkan terjadi kontraksi sebesar 1,04 persen jika dibandingkan dengan triwulan IV-2019 (year-on-year).

Data tersebut dilihat dari segi faktor produksi, yang mana pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha yang berbasis informasi dan komunikasi, mencapai persentase hingga 16,22 persen.

Laporan BPS setidaknya menjelaskan bahwa Babel berhasil memanfaatkan transformasi di sektor informasi dan komunikasi.

Transformasi Digital Dukung Terwujudnya Indonesia-Sentris 

Transformasi digital telah mengubah cara kita berkomunikasi dan berinteraksi secara revolusioner. Dunia virtual memberikan banyak peluang, tetapi juga membawa risiko dan dampak tertentu.

Transformasi dari telepon genggam sederhana ke dunia virtual menunjukkan betapa cepatnya teknologi dapat mengubah cara hidup dan komunikasi kita. Era digital membuka banyak peluang, namun juga menghadirkan tantangan yang harus kita hadapi bersama.

Berdasarkan ilmu kesehatan, ketergantungan berlebihan pada perangkat digital dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan masalah kesehatan mental lainnya.

Selain itu, privasi dan keamanan data menjadi isu penting di era digital, karena kebocoran informasi dan penyalahgunaan data pribadi dapat berakibat serius. Penipuan online menjadi salah satu dampak yang tidak dapat dihindari dari transformasi digital.

Menurut keterangan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), terdapat 1.730 konten penipuan online yang tercatat dari Agustus 2018 hingga 16 Februari 2023. Selama periode 2017-2021, kerugian akibat penipuan online di Indonesia mencapai Rp18,7 triliun.

Tenaga Ahli Menteri Kominfo bidang Komunikasi dan Media Massa, Devie Rahmawati, menyebutkan bahwa studi dari Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada (UGM) menunjukkan, bahkan masyarakat yang sudah memiliki literasi digital pun masih menjadi korban penipuan digital.

Oleh karena itu, pendekatan yang bijak sangat diperlukan agar kita dapat memanfaatkan dunia virtual untuk kebaikan bersama, menciptakan masa depan yang lebih terhubung, inklusif, dan berkelanjutan.

Apakah kita bisa sepenuhnya beralih dari perangkat fisik ke dunia virtual? Mungkin tidak sepenuhnya, tetapi kita bisa meraih manfaat maksimal dari setiap inovasi teknologi yang ada.

Dalam rangka mencapai visi Indonesia Emas 2045, smartphone sebagai alat utama dalam transformasi digital memiliki peran penting dalam memastikan seluruh rakyat Indonesia dapat menikmati manfaat dari kemajuan teknologi secara merata.

Dengan demikian, pendekatan Indonesia-Sentris dalam transformasi digital tidak hanya menjembatani kesenjangan digital, tetapi juga memberdayakan setiap individu untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional.

Dunia virtual adalah masa depan yang sudah di depan mata, dan kita semua memiliki peran untuk memastikan masa depan itu inklusif, aman, dan bermanfaat bagi semua orang.

Memanfaatkan teknologi secara bertanggung jawab, dan seimbang adalah tugas bersama, sehingga dunia virtual dapat menjadi alat untuk meningkatkan kualitas hidup, bukan malah menjerumuskan kita ke dalam keterasingan dan bahaya. Alhasil, Indonesia-Sentris yang diimpikan akan lebih mudah untuk diwujudkan.

 

Penulis: Nuryana