Yuri menggarisbawahi bahwa dalam kontestasi politik, penting untuk menjaga etika politik dan tidak terjebak dalam kampanye hitam yang bisa merusak persatuan. Kampanye yang mengandung unsur SARA, menurutnya, tidak hanya merugikan calon yang diserang, tetapi juga dapat merusak tatanan sosial yang telah dibangun dengan susah payah.
“Kami, Paslon Beramal, menolak segala bentuk kampanye yang mengandung unsur SARA. Kami ingin memastikan bahwa Pilkada di Bangka Belitung berlangsung dengan damai, tanpa adanya provokasi yang dapat memecah belah masyarakat,” katanya.
Dia juga mengajak semua tim sukses dan simpatisan untuk menjunjung tinggi etika politik.
“Kami tidak ingin ada agitasi yang justru merusak kedamaian pemilu. Pemilu harus menjadi ajang untuk memperkuat demokrasi, bukan memicu konflik,” jelasnya.
Fokus pada Program dan Gagasan
Sebagai calon wakil Gubernur, Yuri menegaskan bahwa kampanye seharusnya lebih fokus pada program dan gagasan untuk membangun Bangka Belitung ke depan. Menurutnya, masyarakat berhak mendapatkan informasi yang lengkap tentang visi dan misi setiap calon, bukan justru terjebak dalam polemik yang tidak produktif.
“Kami berkomitmen untuk terus menyampaikan program-program terbaik yang kami tawarkan untuk pembangunan daerah. Kami akan berfokus pada solusi nyata bagi masalah-masalah yang dihadapi masyarakat, mulai dari infrastruktur, ekonomi, hingga kesejahteraan sosial,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Yuri juga menyampaikan harapannya agar proses Pilkada 2024 dapat menjadi teladan bagi demokrasi yang sehat dan bermartabat.
“Mari kita bersama-sama menjaga pemilu ini agar berjalan dengan damai dan penuh rasa saling menghormati. Ini adalah tanggung jawab kita bersama sebagai warga negara yang ingin melihat daerah kita semakin maju,” pungkasnya.
Dengan komitmen untuk menjalankan pemilu yang aman dan damai, Yuri dari Paslon 1 berharap masyarakat dapat menggunakan hak pilih mereka dengan bijak dan tanpa tekanan. Baginya, inilah esensi dari demokrasi yang sesungguhnya membangun dengan gagasan, bukan merusak dengan kebencian.